
Festival Lembah Sanpio, Maria Bunda Segala Bangsa tahun 2024, di Kisol, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur resmi ditutup, Minggu 8 September 2024.
Pada acara penutupan dilakukan misa Agung puncak Festival tersebut. Misa itu dipimpin langsung oleh Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat, Pr bersama para Imam Konselebram.
Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat dalam sambutannya, mengatakan, kita telah melaksanakan festival Lembah Sanpio, Maria Bunda Segala Bangsa Tahun 2024, festival ini merupakan festival religi.
Uskup Siprianus menegaskan, festival ini tidak hanya untuk keramaian semata, namun festival ini bertujuan untuk persaudaraan yang sejati semakin menguat.
Sejak Tahun 2022, kata Uskup Siprianus, dalam pencanangan pariwisata holistik Keuskupan Ruteng, telah dilaksanakan Festival Golo Koe, Labuan Bajo, dan Festival Golo Curu Ruteng, Kabupaten Manggarai. Semua festival di Keuskupan Ruteng ini mempunyai karakter dasar yang sama yakni mengajak semua pelancong dan peziarah, serta seluruh umat Allah Keuskupan Ruteng dan semua orang yang berkehendak baik agar dalam gegap-gempita pariwisata di bumi Congkasae Flores.
Dikatakan Uskup Siprianus, secara khusus festival Lembah Sanpio diabadikan pada Maria Bunda Segala Bangsa yang merupakan pelindung Manggarai Timur dan kevikepan Borong. Hal ini memperlihatkan lebih terang tentang karakter inklusi festival melalui Bunda Maria yang memeluk surga dan bumi melalui kelahiran sang penebus yaitu Yesus Kristus.
“Begitu juga kita menyerahkan segala insan baik suku dan bangsa ke dalam genggam Bunda Maria, keibuan yang kudus. Kiranya melalui Sang Bunda segala bangsa bertepuk tanganlah dan elukanlah Allah dengan sorak sorai, demikian kata pemazmur. Kiranya Bunda Maria menggendong semua bangsa dalam mosaik keberagaman yang indah ke dalam pangkuan belas kasih ilahi pencipta perawat kehidupan Sang Khalik,”Ujarnya.
Festival ini juga, Kata Uskup Siprianus, kiranya festival ini menjadi sebuah lorong perjumpaan yang indah dari orang-orang yang datang dari berbagai suku, etnik, budaya dan agama. Sesuai pesan Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia.
“Mari, melalui festival Lembah Sanpio ini, kita tak pernah berhenti untuk bermimpi tentang dunia yang lebih adil dan sejahtera dan tak pernah surut untuk terpesona akan lorong-lorong kebersamaan yang berdendang tentang suka cita dan perdamaian dalam hidup ini. Festival ini menjadi buah nyata pariwisata holistik keuskupan Ruteng pada dasarnya ingin mempersatukan semua anak bangsa yang beragam khususnya di wilayah Manggarai Timur dalam sebuah mosaik persaudaraan yang indah,”imbuhnya.
Manusia penyebab utamanya, maka ingin diserahkan dan dipedagogikan. Alam yang rusak akan diolah yang baru untuk kesejahteraan ekonomi umat yang berkelanjutan sesuai dengan tema keuskupan Ruteng ‘HPS (harmonis, pedagogis dan sejahtera)’.
Dikatakan Uskup Siprianus, festival ini juga berakar dari keluarga Seminari Sanpio, dimana anak-anak dari seluruh bumi Congkasae dan Nusantara pada umumnya telah didik di Sanpio sejak 69 tahun yang lalu. Lembaga tersebut telah melahirkan manusia yang berkiprah bagi bangsa dan negara dan juga berkiprah di seluruh penjuru dunia.
Karena itu, harap Uskup Siprianus, melalui festival ini juga diharapkan dapat membuka inovasi dan kreatif yang baru sesuai perkembangan zaman guna mengembangkan pendidikan yang lebih baik ke depan dalam lembaga tersebut. Anak-anak semenari ini menjadi insan rahisional yang berhati merdeka dan berkomitmen kemanusiaan demi wewujudkan peradapan kasih di tengah dunia ini, omnia in caritate.
Dalam kotbahnya Uskup Siprianus juga mengajak umat merefleksikan arti penting kelahiran Bunda Maria dan arti penting kelahiran lembaga baik keluarga, agama, pendidikan, dan pemerintah.
Menurutnya, kelahiran Maria menjadi arti penting bagi umat manusia, sebab kelahiran Maria untuk melahirkan sang juru selamat umat manusia ke tengah dunia. Maria lahir untuk memenuhi segala kerinduan umat manusia atas kelahiran sang Juru Selamat yaitu Yesus Kristus. Demikian juga menjadi arti penting bagi kelahiran lembaga baik lembaga keluarga, agama, pemerintahan, pendidikan, babakan juga arti penting kelahiran Festival Lembah Sanpio yang diusung itu harus memenuhi arti dan peran penting untuk kebaikan banyak orang khususnya orang-orang di wilayah ini.
Pj Bupati Manggarai Timur Ir Boni Hasudungan Siregar, dalam sambutannya mengatakan, acara besar festival itu untuk membangkitkan religi, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Menurutnya tema Festival Lembah Sanpio ‘Harmonis, Pedagogis dan Sejahtera’ telah dilaksanakan dengan baik dan bukan hanya umat Katolik, namun juga terlibat semua umat beragama baik Kristen Protestan, Islam, Hindu dengan berbagai etnis dan budaya.
Ini menunjukkan keharmonisan kita yang tinggal dan hidup di Manggarai Timur ini. Terima kasih atas kebersamaan ini.
Menurutnya, festival ini juga dilaksanakan di Lembaga Seminari Pius XII Kisol yang juga bertepatan tanggal 8 September Seminari itu merayakan hari ulang tahun yang ke-69 dan juga pesta kelahiran Bunda Maria. Pesan Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah menjaga kerukunan diantara keberagaman hal ini juga sesuai dengan pesan dari festival ini adalah harmonis.
Ketua Umum Panitia Festival Lembah Sanpio, Remigius Gonsa Tombor menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, baik Puspas Keuskupan Ruteng, panitia, keluarga Besar Sanpio, Paroki St Yosef Kisol, TNI/Polri, para guru dan peserta didik, orang tua seminari, para donatur, Mitra kerja panitia, bank, para pelaku seni, UMKM dan masyarakat serta berbagai pihak lainya yang telah menyukseskan kegiatan festival tersebut.
“Kalian semua telah memberikan yang terbaik. Tugas kepanitiaan adalah sebuah pemberian dari Tuhan berkat Tuhan itu akan memberikan kepada kita, ketika kita semua memberikan yang terbaik demi kehidupan bersama yang harmonis, pedagogis dan sejahtera karena kita imani bahwa Allah turut bekerja dalam diri kita masing-masing untuk mendatangkan kebaikan,”ujar Remigius.
Ada pun dalam puncak perayaan Festival ini juga selain misa agung, juga ada pesta kembang api dan juga pentas seni dan acara hiburan.
Pada malam puncak ini juga dihadiri oleh puluhan ribu warga/umat dari berbagai suku dan agama. Acara penutupan ini juga berlangsung ramai.
Hadir dalam misa puncak itu, Pj Bupati Manggarai Timur Ir Boni Hasudungan Siregar, Kapolres Manggarai Timur AKBP Suryanto, Pj Sekda Manggarai Timur juga selaku ketua umum pantai Festival Drs Remigius Gonsa Tombor, Danramil Borong Kapten CBA Jimi Lawalata, Dan Pos AL, Vikjen Keuskupan Ruteng RD Alfons Segar, Sekjen Keuskupan Ruteng RD Manferd Habur, para pejabat utama gereja Keuskupan Ruteng, Video Borong RD Simon Nama.
Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, Pimpinan Perangkat Daerah, Pimpinan Instansi Vertikal, BUMN/BUMD, Romo Preases Seminari Kisol bersama keluarga besar Seminari, Pastor Paroki St Yosef Kisol, dan umat dari berbagai agama serta undangan lainya.
Artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Penutupan Festival Lembah Sanpio 2024, Uskup Ruteng Mgr Siprianus: Persaudaraan Sejati Semakin Kuat , https://flores.tribunnews.com/2024/09/09/penutupan-festival-lembah-sanpio-2024-uskup-ruteng-mgr-siprianus-persaudaraan-sejati-semakin-kuat?page=all.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Gordy Donovan
0 Comments